Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam, dimana pondok pesntren biasanya identik dengan santri-santri yang bermukim di pondok pesantren tersebut atau tidak pulang ke rumah. Namun seiring perkembangan zaman, ada beberapa pondok pesantren yang tidak mewajibkan santri-santri mereka untuk tetap tinggal di pondok pesantren salah satu nya adalah pondok pesantren Al-Mandily. Dulunya pesantren ini mewajibkan santri untuk mukim sehingga akhlak santri dapat dikontrol oleh para pendidik di pesantren tersebut. Namun dengan berjalannya waktu pesantren ini tidak mewajibkan santri untuk tinggal di asrama sehingga santri memiliki kebebasan dalam bergaul di luar jam belajar. Maka dari itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peranan pondok pesantren Al-Mandily desa Kampung Padang Panyabungan dalam pembinaan akhlak santri non mukim. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk penelitian lapangan (field research) dengan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan temuan-temuan di lapangan yang berhubungan dengan peranan pondok pesantren Al-Mandily dalam pembinaan akhlak santri non mukim. Sumber utama atau primer dari penelitian ini berasal langsung dari para pengajar/pendidik dan santri non mukim pondok pesantren Al-Mandily. Sedangkan sumber penunjang atau sumber sekunder penelitian ini adalah buku-buku, dokumen-dokumen, laporan-laporan pondok pesantren Al-Mandily ataupun dari bahan kepustakaan lain yang berhubungan dengan judul penelitian ini untuk jawaban penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: Peran Pondok Pesantren dalam pembentukan akhlak santri sudah baik, dimana peranan pesantren selalu berupaya dalam membentuk akhlak santri seperti mengadakan kegiatan mujahadah, khitobah, burdah, bandongan dan bimbingan hikmah dan kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh ustadz dan ustadzah ini dapat membuat perubahan akhlak santri menjadi baik dari sebelumnya, walau dalam pelaksanaanya terdapat faktor-faktor pendukung dan penghambat, faktor pendukung dalam pembentukan akhlak santri yaitu, adanya sarana dan prasarana yang cukup memadai, sehingga membuat lancarnya kegiatan dan aktivitas di ponpes, mendapat dukungan dari wali santri dan masyarakat sekitar serta adanya semangat dan kerjasama dari ustadz dan ustadzah dalam membentuk akhlak santri yang baik. Sedangkan factor penghambatnya yaitu factor cuaca yang kadang membuat para santri malas untuk berangkat dan masih kurangnya keyakinan dan kemantapan para santri di dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang di adakan oleh pondok pesantren.