Adapun yang menjadi latar belakang penulis melakukan penelitian ini adalah Pembinaan keagamaan siswa Islam dalam mengatasi persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat yang tidak dapat dipecahkan secara empiris karena adanya keterbatasan mampuan dan ketidakpastian. Oleh karena itu, diharapkan kepada suluruh siswa bisa menjalankan fungsinya sehingga masyarakat merasa sejahtera, aman, stabil, dan sebagainya, tetapi juga menjadi bagian integral di dalam sistem sosial. Cakupan lingkup berkeagamaan siswa dalam Islam yang demikian utuh, telah mencakup seluruh segi kehidupan manusia, dan disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang sangat beragam. Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kualitatif, sebab itu pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif deskriptif. Maksudnya adalah dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan data tersebut berasal dari wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, dan dokumen resmi lainnya. Penelitian ini menggambarkan tentang pendidikan keagamaan siswa/i di MAN 1 Mandailing Natal. Sehingga yang menjadi tujuan penelitian kualitatif adalah ingin menggambarkan realitas empirik dibalik fenomena yang ada secara mendalam, rinci, dan tuntas. Oleh karena itu, pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mencocokkan realitas empirik dengan teori yang telah berlaku. Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan dapat di ambil kesimpulan diantaranya: Dalam hal pembentukan perilaku keagamaan yang dilakukan oleh siwa dan kegiatan ini tidak lepas dari peran guru agama serta bapak ibu guru itu sendiri yaitu: Mulai dari pengajian Al-quran rutin setiap hari jumat, Perayaan harihari besar dan kegiatan kultum setelah melaksanakan Sholat dzuhur berjamaah. Sementara faktor pendukung dalam pembentukan perilaku keagamaan di MAN 1 Panyabungan adalah: Kemauan siswa Tinggi, Pengaruh Lingkungan sekolah dan Dukungan pihak sekolah yang Baik. Faktor penghambat dalam pembentukan perilaku keagamaan di MAN 1 Panyabungan adalah: Kemampuan ekonomi siswa masih relative rendah, sehingga tidak dapat menggunakan waktu kerja untuk melakukan pengajian, untuk menambah ilmu, Kesediaan waktu yang digunakan untuk mengaji/menambah ilmu agama, sangat minim akibat tingkat keletihan yang tinggi karena pada pagi, sampai siang hari, bekerja dengan menggunakan fisik dan tanpa istirahat sampai sore hari.