Yang melatar belakangi penelitian ini adalah dimana masyarakat desa Ulak Tano memiliki tanah adat seluas 1.642 ha. dan dikelola oleh PT. Torganda menjadi kebun kelapa sawit, sebelum dikelola PT. Torganda dan wakil adat masyarakat desa Ulak Tano membuat kesepakas bahwa hasil daripada kerjasama tersebut seluruh masyarakat desa Ulak Tano yang sudah berkeluarga mendapatkan bagi hasil daripada kerjasama tersebut, tetapi kenyataannya dilapangan tidak semua masyarakat desa Ulak Tano mendapatkan bagi hasil tersebut. Permasalahan dalam penelitian ini adalah, 1. bagaimana proses pelaksanaan kerjasama bagi hasil antar PT. Torganda dengan masyarakat desa Ulak Tano kecamatan Simangambat kabupaten Padang Lawas Utara, 2. bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap kerjasama bagi hasil antar PT. Torganda dengan masyarakat desa Ulak Tano kecamatan Simangambat kabupaten Padang Lawas Utara. Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana proses kerjasama bagi hasil antara PT. Torganda dengan masyarakat desa Ulak Tano dan untuk menjelaskan bagaimana proses pelaksanaan kerjasama bagi hasil antar PT. Torganda dengan masyarakat desa Ulak Tano menurut tinjauan hukum Islam. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan terhadap data-data yang diperoleh di lapangan dan menghubungkannya dengan ketentuan-ketentuan hukum yang berkaitan dengan permasalahan kerjasama bagi hasil antar PT. Torganda dengan masyarakat desa Ulak Tano kecamatan Simangambat kabupaten Padang Lawas Utara. Adapun hasil penelitian dengan tinjauan hukum Islam terhadap kerjasama bagi hasil antara PT. Torganda dengan masyarakat desa Ulak Tano dapat dipahami bahwa praktek akad kerjasama bagi hasil yang dilakukan oleh PT. Torganda dengan masyarakat desa Ulak Tano bila ditinjau secara hukum Islam berdasarkan Al-Qur'an, Hadist serta Fatwa no.91/DSN/MUI/IV/2014 belum terpenuhi rukun dan syaratnya.