Zakat fitrah adalah zakat wajib atas setiap umat muslim yang dikeluarkan karena masuknya bulan suci ramadhan. Hikmah adanya zakat fitrah adalah untuk mensucikan diri dan mencukupi kebutuhan orang fakir dan miskin pada hari raya Idul Fitri. Pendistribusian zakat fitah di dusun Aek Galoga diberikan kepada fakir, miskin, muallaf, amil,dan fisabilillah. Penyalurannya dilakukan secara langsung oleh amil selaku perantara muzakki kepada mustahiq. Maqashid Syariah berasal dari kata qashada, yaqshidu, qashdan yang berarti maksud atau tujuan, Sedangkan syariah berasal dari kata syaraa, yasyrau, syaran yang berarti membuat peraturan atau undang-undang jadi dapat dipahami pengertian dari maqashid syariah adalah Tujuan Allah dan RasulNya dalam merumuskan hukumhukum Islam, menurut hakikat maqashid syariah penelitian ini termasuk konsep daruriyyah yaitu, sesuatu yang bersifat essensial bagi kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat yang harus dipelihara. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (Field research) yang bersifat deskriptif analisis. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi kepada panitia zakat fitrah, alim ulama dan masyarakat. Tehnik analisis data menggunakan model analisis Miles dan Hubermen. Analisis dengan menggunakan model Miles dan Hubermen bertujuan agar data yang diperoleh di lapangan akan disajikan dalam bentuk uraian singkat, atau bisa juga dengan teks-teks naratif yang disusun secara sistematis secara runtut sehingga mudah dipahami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendistribusian zakat fitrah di dusun Aek Galoga menggunakan cara penyaluran zakat yang diserahkan oleh muzakki melalui perantara pengelola zakat untuk mengumpulkan dan mendistribusikan zakat fitrah secara tepat dan jelas. Pembayaran zakat fitrah di dusun Aek Galoga biasa dilakukan masyarakat mulai pada 21 Ramadhan sampai dengan malam idul fitri. Pada surat At-Taubah ayat 60 ada delapan asnaf yang menerima zakat yaitu, fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fisabilillah, ibnu sabil. Sedangkan dari penelitian yang penulis dapatkan di dusun Aek Galoga masih kurang efektif yaitu pada saat terjadi suatu wabah virus covid-19 yang berlangsung beberapa tahun yang lalu, para amil hanya terfokus pada asnaf dilihat dari kondisinya seperti miskin dilihat dari beberapa aspek seperti kondisi tempat tinggal, dan pekerjaan yang serabutan, dan tidak diberlakukan pendataan berkala. Sedangkan kelompok atau individu yang terdampak dari adanya virus covid-19 seharusnya berhak menerima zakat tersebut dikarenakan12 mereka bisa digolongkan kedalam golongan orang miskin ditinjau dari berkurangnya penghasilan dan tidak mencukupinya pendapatan sehari-hari diakibatkan karena adanya covid-19 pada saat itu. Dalam kaidah fiqhiyah yang berkenaan dengan hal ini adalah idza daqa al-amr ittasa‟a (jika perkara itu sempit, maka jadilah lapang). Jadi pendistribusian zakat fitrah kepada kelompok atau individu yang terkena akibat dari hal yang serupa seperti adanya virus covid-19 sudah seharusnya diberikan oleh amil zakat di dusun Aek Galoga.