Pada masa ini banyak sekali kasus kekerasan terhadap wartawan, dalam menjalankan profesinya, pers menjadi keliru ketika satu pilar penegakan demokrasi wajib menerima proteksi aturan sinkron menggunakan UU No 40 Tahun 1999 tentang pers, penulis tertarik menganalisa “Analisis Framing Kekerasan pada wartawan Topmetro News di Mandailing Natal” yaitu bagaimana Topmetro News membingkai berita sehingga terjadinya kekerasan, karena kasus tersebut sangat viral di Indonesia, kekerasan wartawan tersebut dilakukan oleh salah satu organisasi masyarakat yang sangat besar di Indonesia khususnya di Mandailing Natal.Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif, teknik pengumpulannya datanya dengan melakukan observasi dan dokumentasi, kemudian data tersebut diamati memakai teknik Analisis framing model Robert Etman. Hasil berdasarkan penelitian ini menampakkan bahwa masih ada tematik, skematik semantik, sintaksis, retoris pada pemberitaan kekerasan terhadap wartawan, hal ini dibuktikan dengan menggunakan data temuan berdasarkan produk media Topmetro News.